Hamdhan, Indra Noer and Iskandar, Fauziah Fitriani and Maulana, Gibral (2018) ANALISIS DEBIT REMBESAN DI BAWAH TUBUH BENDUNG DENGAN PENDEKATAN METODE GRAFIS DAN NUMERIK. In: Konferensi Nasional Teknik Sipil 12, 18-19 September 2018, Batam.
|
Text
P27 pro-k12 Analisis Debit Rembesan di Bawah Tubuh Bendung dengan Pendekatan Metode Grafis dan Numerik R.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Rembesan (seepage) air yang terjadi di bawah bendung merupakan salah satu penyebab utama dari kegagalan bendung. Upaya yang dilakukan untuk menghindari terjadinya kegagalan akibat rembesan yang terjadi yaitu dengan pemasangan dinding turap. Hal ini dikarenakan jarak tempuh aliran yang terjadi di bawah bendung semakin panjang dan memperbesar hambatan yang dilalui oleh aliran air akibat bidang kontak antara penampang bendung dengan tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besar debit rembesan yang terjadi dibawah bendung dengan beberapa variasi penempatan dinding turap. Selain itu, tanah lempung yang bersifat homogen dibandingkan juga pada kondisi isotropik (kv=kh) dan anisotropik (kv≠kh). Dinding turap pada analisis ini diposisikan di hulu bendung, di hilir bendung dan dinding turap diposisikan di hulu dan hilir bendung. Debit rembesan yang terjadi dibawah bendung dihitung serta dianalisis dengan menggunakan 2 (dua) metode yaitu metode grafis dengan menggunakan flow net (jaring aliran) dan metode numerik dengan menggunakan program PLAXIS 2D. PLAXIS 2D merupakan program analisis geoteknik yang berbasis elemen hingga. Tanah lempung sebagai dasar bendung pada analisis ini bersifat homogen dengan lapisan kedap air (impervious) pada kedalaman 12 m. Ketinggian muka air pada hulu bendung hingga dasar tanah yaitu 6 m, sedangkan ketinggian muka air di hilir bendung sejajar dengan permukaan tanah tersebut dimana lebar bendung yang dimodelkan yaitu 18 meter. Tanah pada kondisi anisotropik memiliki nilai permeabilitas arah horizontal lebih besar dari pada nilai permeabilitas arah vertikal, dimana nilai permeabilitas arah horizontal lebih besar sembilan kali lipat nilai permeabilitas arah vertikal (kh = 9kv). Hasil analisis menunjukan bahwa dengan menggunakan metode jaring aliran (flow net) dan metode numerik (numerical method) terjadi reduksi debit rembesan pada ke-empat kondisi penempatan dinding turap. Pada kondisi isotropik, dinding turap dapat mereduksi debit rembesan hingga 25% dengan menggunakan metode jaring aliran (flow net) dan debit rembesan akan tereduksi sebesar 26% apabila dihitung menggunakan metode numerik. Sedangkan pada kondisi anisotropik, debit rembesan akan tereduksi hingga 44% apabila dihitung menggunakan metode jaring aliran (flow net) dan 35% apabila dihitung menggunakan metode numerik. Perbedaan debit rembesan pada ke-empat kondisi pemodelan dengan kedua metode pendekatan didapatkan bahwa perbedaan debit rembesan pada tanah isotropik tidak signifikan yaitu 3% hingga 5% sedangkan pada tanah anisotropik perbedaan debit rembesan 20% hingga 32%. Metoda numerik akan menunjukan hasil yang konservatif pada kondisi tanah anisotropik dimana pada perencanaan bendung, debit rembesan yang terjadi harus diminimalisir.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | Paper |
Depositing User: | Azizullah Putri Akbar |
Date Deposited: | 20 Jan 2022 01:34 |
Last Modified: | 11 Dec 2023 04:23 |
URI: | http://eprints.itenas.ac.id/id/eprint/1844 |
Actions (login required)
View Item |